Sabtu, 13 April 2013

Kedengkian penghapus pahala kebaikan

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (Qs. Albaqoroh ;109)

"Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. AL-BAQARAH; 109)

Perhatikan juga sabda Rasulullah SAW yang lainnya, Rasulullah SAW. Bersabda: “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (Abu Daud).


Kedengkian menurut bahasa: حَسَدَ يَحْسِدُ وَيَحْسُدُ adalah kedengkian, iri hati
secara istilah hasad adalah كراهة النعمة وحب زوالها عن المنعم عليه membenci nikmat dan menginginkan nikmat tersebut hilang.



Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu.

Sungguh merugilah orang yang didalam hatinya mempunyai sifat dengki, secara tidak sadar orang yang dengki itu menghapus pahala-pahala amal kebaikannya sendiri sedikit demi sedikit.

Seperti halnya seseorang yang memenuhi air ke dalam sebuah wadah yang bocor yang akan digunakannya untuk keperluan sehari-hari, kemudian ia membawa wadah tersebut pulang kerumahnya dalam jarak yang jauh, namun sesampainya dirumah ia tidak menemukan air didalam wadahnya karena habis terjatuh di sepanjang perjalanannya menuju pulang.

Itulah gambaran amalan seorang pedengki ia kelak tidak akan merasakan nikmat dari pahala kebaikannya atas kedengkiannya kepada orang lain. 

Jangan sampai atas kedengkiannya itu menjadikannya seorang yang bangkrut, seperti Hadits yang diriwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu , ia berkata :
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: "Tahukah kalian siapakah yang dinamakan Muflis (Orang yang bangkrut) ? . Orang-orang menjawab : Orang yang bangkrut menurut pendapat kami ialah orang yang tiada mempunyai dirham (uang) dan tiada pula mempunyai harta benda. Nabi bersabda: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku, datang pada hari kiamat dengan membawa (amal) shalat, puasa, dan zakat. Dia datang sedang dahulu pernah mencaci maki orang , menuduh (mencemarkan nama baik) orang , memakan harta orang , menumpahkan darah orang  dan memukul orang . Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pahala amal baiknya dan kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baiknya. Apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas Maka diambillah kesalahan mereka lalu dilemparkan kepadanya. Sesudah itu dia dilemparkan ke dalam neraka". (HR. Muslim)
Wallahu'alam wasta'an 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar