Senin, 22 April 2013

kelapangan itu datang setelah kesempitan



 
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿۱﴾ وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ ﴿۲﴾ الَّذِيْ أَنْقَضَ ظَهْرَكَ ﴿٣﴾ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ ﴿٤﴾
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٥﴾ إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ﴿٦﴾ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ ﴿٨﴾
1.       Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
2.      Dan  kami telah menghilangkan darimu bebanmu?
3.       Yang telah memberatkan punggungmu?
4.       Dan  Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu?
5.      Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan,
6.      Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan.
7.      Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah   dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
8.      Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

      Surat ini diturunkan untuk menenangkan Rosulullah saw dalam mengemban risalah dakwahnya,suatu risalah yang tiada henti, penuh dahaga, penuh rintangan harta dan darah. Dan juga meninggikan nama rosulullah saw dengan disandingkan namanya dengan nama Allah swt, seperti dalam kalimat syahadatain. yang kesemuanya itu dimaksudkan untuk menenangkan hati Rosulullah saw. 

      Karena didalam menegakkakan agama Allah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, dengan berduduk-duduk santai dirumah, dengan berdiam diri saja sambil melihat dan memberikan komentar. Namun semua itu diperoleh dengan tenaga, bergerak, berjalan, bahkan berlari. Dan atas kesemuanya itu menimbulkan keletihan, ketakutan, kesempitan, kesusahan, suatu pengorbanan yang besar, sesuatu yang besar pastilah setiap orang merasa berat memikulnya, seperti orang yang memikul benda yang besar, pastilah orang tersebut merasa letih atasnya.

      Namun kesemuanya itu dibalas dengan suatu janji dari Allah dengan kemudahan, kelancaran, kelapangan, bahkan kenikmatan setelah melaluinya.
          "Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan".

        Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata: “Nabi saw. Pernah  keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan.”
        
        Kemudian setelah kita telah mendapatkan kemudahan, kelancaran, kelapangan, dan kenikmatan setelahnya, maka kita mempersiapkan kembali, mengumpulkan kembali tenaga dan perbekalan kita untuk menjalankan perjalanan pekerjaan selanjutnya. karena risalah ini dibangun tidak selesai dalam waktu singkat namun terus berlanjut sampai Allah menetapkan akhir waktu dengan ketetapannya.

        Dan dari Ibnu Mas’ud: “Jika engkau telah selesai menunaikan berbagai kewajiban, maka bersungguh-sungguhlah untuk melakukan Qiyamul lain. 
        Dan dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud: fangshab. Wa ilaa rabbika farghab (“dan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.”) setelah selesai dari shalat yang engkau kerjakan sedang engkau masih dalam keadaan duduk. 
        ‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Jika engkau telah selesai, maka bersungguh-sunguhlah, yakni berdoa. 

        wallaaHu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar