Rabu, 03 April 2013

Meraih buah keikhlasan

Menurut bahasa Arab ikhlash (الإخلاص) berasal dari kata خَلَصَ خُلوصـــــــاً ، وخلاصاًyang berarti bersih dan hilang kotorannya. Kalimat أخلص الشيء  berarti membersihkannya dari cacatnya. Perbuatan yang dibersihkan dinamakan ikhlash

Allah SWT berfirman : 
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus".(QS. 98 : 5 )

Keikhlasan adalah syarat diterimanya amal seseorang.
Rasululloh Bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang murni untuk-Nya dan dalam rangka mencari Ridlonya.” (HR. Nasai) Dalam hadis yang lain Rasululloh bersabda:“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan segala sesuatu itu tergantung dengan apa yang diniatkan, barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah itu untuk Allah dan rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau wanita yang akan dinikahi, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diinginkan.”   ( HR. Bukhori)

Keikhlasan lahir dari sebuah pengorbanan, dan keikhlasan itu perlu sebuah perlawanan dan sebuah pengorbanan yang terus menerus sampai kita mendapatkan kenikmatan dari buahnya.

Keikhlasan juga diwarnai oleh suatu ujian, jika keikhlasan kita ternoda oleh nila setitik maka rusaklah amaliah kita sebelanga. 

Keikhlasan selalu diliputi oleh rasa ketakutan, kekhwatiran, kesempitan, semua rasa yang selalu meliputi hati kita dari waktu ke waktu hari ke hari bulan ke bulan serta tahun ke tahun sampai kita berjumpa dengan kematian.

Itulah hakikat keikhlasan ia tidak didapat dengan mudah, dan ia lahir dalam sebuah perlawanan dan sebuah pengorbanan untuk mendapatkannya bagaikan berjalan diatas jalan yang penuh duri, haruslah setiap orang yang melintasinya  berhati-hati diatasnya jika tidak ia akan tertusuk oleh durinya.
Belajarlah meraih buah keikhlasan....
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar