Selasa, 30 April 2013

Sakit adalah sang tamu penggugur dosa


Semua orang pasti pernah kedatangan tamu yang bernama sakit, kedatangannya secara tiba-tiba seperti tamu yang datang tak diundang. Namun semua penyakit pastilah ada penawarnya/obatnya.


Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ
“ Semua penyakit ada obatnya. Jika sesuai antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah” (HR Muslim 2204)
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80). Maksudnya,  Allah semata yang memberikan kesembuhan, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam memberikan kesembuhan. Oleh karena itu wajib bagi hamba memiliki keyakinan yang mantap bahwasanya tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah.

Selain itu seorang mukmin haruslah merasa ridho atas segala penyakit yang di deritanya dan juga haruslah berprasangka baik kepada Allah atas ketetapanNya, dan seharusnya harus lebih berintrospeksi/bermuhasabah diri atas musibah/penyakit yang dideritanya, karena semua musibah/penyakit itu datang karena perbuatan kita sendiri, sebagaimana firman Allah swt;
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).
Sesungguhnya dibalik semua musibah/penyakit ada sebuah hikmah atasnya, karena setiap penyakit yang diderita oleh seseorang hanyalah untuk kabaikan dirinya sendiri. Seperti seseorang yang menaiki sebuah pohon yang tinggi ketika ia ingin meraih sebutir buah yang berada diatasnya, pastilah ia merasa susah, berat, lelah, dan juga luka-luka ditangan dan kakinya, karena tingginya pohon yang dinaikinya. namun setelah mendapatkan buah itu ia dapat merasakannya, menikmatinya, dan juga memanfaatkannya untuk kebutuhannya sehari-hari. Begitulah ketika seseorang ditimpa penyakit, sesungguhnya ia akan mendapatkan buah manfaat dari sakit yang dideritanya. 
Dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku pernah masuk ketempat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau tengah menderita sakit panas, lalu aku bertanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar menderita sakit panas yang sangat tinggi.” Beliau menjawab:
“Benar,  sesungguhnya aku menderita sakit panas seperti yang dirasakan oleh dua orang ( dilipatkan dua kali)  diantara kalian.” Ibnu Mas’ud bertanya lagi: Itu berarti engkau mendapatkan dua pahala ? Beliau menjawab : “Benar, seperti itulah kiranya.


مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللَّهُ لَهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Tidaklah seorang muslim tertimpa oleh suatu yang tak menyenangkan, sakit atau yang lainnya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Dan dosanya akan berguguran sebagaimana pohon 
menggugurkan daunnya.” (Muttafaq ‘alaih)


اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِه وأَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
 “ Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain”  (HR Bukhari 535 dan Muslim 2191).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar